Sumber gambar dari Sini |
Berdasarkan Surat Edaran Nomor GK/MENKES/001/I/2013 tentang Layanan Pencegahan Penularan HIV dari ibu ke anak. Upaya pencegahan dilakukan secara inklusif yang meliputi setiap ibu hamil harus mendapatkan pelayanan antenatal, Tes HIV ditawarkan kepada semua ibu hamil di daerah epidemi HIV meluas dan terkonsentrasi, tes HIV diprioritaskan untuk ditawarkan pada ibu hamil dengan IMS dan TB didaerah epidemi HIV rendah dan tes HIV pada ibu hamil dilaksanakan bersamaan dengan pemeriksaan laboratorium rutin lainnya.
Sebagai orang awam, kita pasti merasa takut dan khawatir saat mendengar kata HIV/AIDS. Apalagi saat mengetahui akan dilakukan pemeriksaan terhadap diri kita. Namun ternyata pemeriksaan ini penting dilakukan. Kenapa? Karena sejak ditemukan kasus HIV dua puluh lima tahun yang lalu, kasus HIV AIDS di Indonesia terus meningkat terutama pada usia reproduksi aktif 20 sampai 39 tahun. Pada tahun 2012 diperkirakan ada 253.785 orang terinfeksi HIV yang sepertiganya (30%) adalah perempuan. Infeksi HIV pada bayi/anak 90% berasal dari ibu nya selama kehamilan persalinan dan menyusui. Alasan ini lah yang mendasari bahwa semua ibu hamil perlu dilakukan pemeriksaan HIV.
Diharapkan dengan dilakukan pemeriksaan secara dini dapat menurunkan angka penularan HIV dari ibu ke anak. Ibu dengan HIV positif bisa melahirkan bayi dengan HIV negatif apabila diberikan pengobatan, pemantauan dan konseling.
Banyak yang masih mengganggap tabu dan merahasiakan kondisinya padahal tanda-tanda dan gejala HIV sudah timbul dan hasil test menunjukkan HIV positif. Bahkan beberapa pasien menolak mendapatkan pelayanan dan meminum obat. Tenaga kesehatan tidak dapat memberikan pengobatan karena untuk pasien yang siap berobat harus meminum obat secara rutin dan teratur di waktu yang sama setiap hari nya. Jika tidak obat akan menjadi resisten ( kebal ) terhadap virus HIV.
Belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit AIDS namun obat antiretroviral (ARV) dapat memperpanjang harapan hidup penderita dan tetap dapat beraktifitas normal tanpa digerogoti penyakitnya tersebut. Penting sekali untuk diingat bahwa HIV/AIDS dapat dicegah dengan menghindari narkoba, setia pada pasangan dan menghindari seks bebas.
Banyak yang masih mengganggap tabu dan merahasiakan kondisinya padahal tanda-tanda dan gejala HIV sudah timbul dan hasil test menunjukkan HIV positif. Bahkan beberapa pasien menolak mendapatkan pelayanan dan meminum obat. Tenaga kesehatan tidak dapat memberikan pengobatan karena untuk pasien yang siap berobat harus meminum obat secara rutin dan teratur di waktu yang sama setiap hari nya. Jika tidak obat akan menjadi resisten ( kebal ) terhadap virus HIV.
Belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit AIDS namun obat antiretroviral (ARV) dapat memperpanjang harapan hidup penderita dan tetap dapat beraktifitas normal tanpa digerogoti penyakitnya tersebut. Penting sekali untuk diingat bahwa HIV/AIDS dapat dicegah dengan menghindari narkoba, setia pada pasangan dan menghindari seks bebas.
dapat memperpanjang harapan hidup penderita dan tetap bisa beraktivitas normalnya tanpa digerogoti kondisi sakitnya.
Artikel kesehatan di : http://www.tanyadok.com/kesehatan/terapi-antiretroviral-untuk-hiv-aids
Artikel kesehatan di : http://www.tanyadok.com/kesehatan/terapi-antiretroviral-untuk-hiv-aids
dapat memperpanjang harapan hidup penderita dan tetap bisa beraktivitas normalnya tanpa digerogoti kondisi sakitnya.
Artikel kesehatan di : http://www.tanyadok.com/kesehatan/terapi-antiretroviral-untuk-hiv-aids
Artikel kesehatan di : http://www.tanyadok.com/kesehatan/terapi-antiretroviral-untuk-hiv-aids
obat antiretroviral
Artikel kesehatan di : http://www.tanyadok.com/kesehatan/terapi-antiretroviral-untuk-hiv-aids
Artikel kesehatan di : http://www.tanyadok.com/kesehatan/terapi-antiretroviral-untuk-hiv-aids
obat antiretroviral
Artikel kesehatan di : http://www.tanyadok.com/kesehatan/terapi-antiretroviral-untuk-hiv-aids
Artikel kesehatan di : http://www.tanyadok.com/kesehatan/terapi-antiretroviral-untuk-hiv-aids